TUGAS KELOMPOK
ANALISA FAKTOR TERJADINYA KONFLIK
DAN
STRATEGI PENYELESAIANNYA
ANGOTA
KELOMPOK :
Sakti Wibowo
Suatmaji
Mohhamad Ilyas
Mohhamad Ilyas
Konflik batu giok seberat 20 Ton
Giok seberat 20 ton ditemukan warga
Desa Pante Ara, Kecamatan Beutong, Nagan Raya, Aceh beberapa hari lalu di
kawasan hutan lindung. Karena ada aturan yang melarang warga menambang,
masyarakat setempat tidak mengambil giok tersebut. Tapi kemudian datang
sejumlah pendatang hendak mengambil secara diam-diam.
Warga setempat yang mengetahui ini
kemudian kembali mendatangi lokasi yang berjarak sekitar 10 km dari
perkampungan untuk mencegah pendatang mengambil batu. Giok tersebut hingga kini
masih dijaga oleh warga.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi
Nagan Raya, Samsul Kamal, mengatakan, keputusan penghentikan penambangan
sementara ini dikeluarkan untuk menertibkan para pencari batu sembari menunggu
keluarnya aturan baru. Setelah batas waktu habis, para penambang akan mencari
giok dilokasi yang ditentukan.
Aturan yang dikeluarkan pada 2
Februari 2015 silam ini akan berlaku hingga 8 Maret mendatang. Selama batas
waktu tersebut, warga tidak diizinkan mengambil batu di areal hutan lindung.
"Setelah 8 Maret nanti warga yang mencari batu akan dibagi kelompok dan mereka mencarinya di lokasi yang telah ditentukan," kata Samsul saat dihubungi detikcom.
"Setelah 8 Maret nanti warga yang mencari batu akan dibagi kelompok dan mereka mencarinya di lokasi yang telah ditentukan," kata Samsul saat dihubungi detikcom.
- Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
Setiap
manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki
pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan
pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat
menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial,
seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Seperti konflik batu giok
diatas dimana ada pertetangan antara dua kelompok dimana dimana kelompok
penduduk local dan pendatang mengalami perbedaan pandangan dimana yang satu
ingin batu giok tidak diambil dan yang satu ingin batu giok di ambil.
- Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
Seseorang
sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya
akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik seperti halnya
konflik batu giok aceh dimana penduduk local mempunyai kebudayaan bahwa batu
giok tidak boleh diambil karena melanggar kebudayaan warga local sedangkan
warga pendatang ingin mengambil batu giok tersebut karena mereka mempunyai kebudayaan
yang berbeda.
- Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Manusia
memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan,
masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda.
Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang
berbeda-beda. Sebagai contoh, misalnya perbedaan kepentingan dalam hal pemanfaatan
batu giok. Para tokoh masyarakat
lokal menanggap batu sebagai kekayaan budaya yang menjadi bagian dari
kebudayaan mereka sehingga harus dijaga dan tidak boleh diambil. Sedangkan para
pendatang ingin mengambil batu tersebut karena tergiur dengan harga batu yang
luar biasa mahalnya.
Karena
tergiur dengan harga dari batu tersebut warga pendatang tidak peduli dengan
kawasan hutan lindung bahwa apapun yang ada dihutan lindung tidak boleh diambil
dan dimanfaatkan oleh siapapun termasuk batu giok aceh karena dapat menyebabkan
perubahan ekosistem.
Cara
Mengatasi Konflik
1. Abitrasi, yaitu suatu perselisihan yang langsung dihentikan oleh
pihak ketiga yang memberikan keputusan dan diterima serta ditaati oleh kedua
belah pihak. Yaitu pemerintah daerah aceh yang sementara melakukan pelarangan
semua pihak tidak boleh mengambil batu giok aceh.
2. Mediasi, yaitu
penghentian pertikaian oleh pihak ketiga tetapi tidak diberikan keputusan yang
mengikat yaitu dengan meengeluarkan peraturan sementara bahwa batu giok tidak
boleh diambil siapapun..
3. Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang
berselisih sehingga tercapai persetujuan bersama.
Banda Aceh -
Pemerintah Nagan Raya membelah giok 20 ton untuk diamankan agar tidak terjadi
konflik antarwarga. Batu tersebut akan diamankan hingga keluarnya keputusan
Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) kabupaten setempat.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Nagan Raya, Samsul Kamal, mengatakan, dirinya belum mengetahui sampai kapan batu tersebut akan diamankan di rumah ketua DPRK Nagan Raya yang tidak dipakai. Untuk masalah pembagian, juga akan diatur oleh Forkopimda.
"Mengenai bagaimana batu ini akan dibagikan kita belum tau. Keputusannya ada di Forkopimda yang akan menggelar rapat lagi," kata Samsul saat dihubungi detikcom, Rabu (25/2/2015).
Menurutnya, Dinas Pertambangan hanya bertugas untuk mengamankan batu agar tidak terjadi keributan antar masyarakat. Pemotongan dilakukan setelah ada keputusan dari pemerintah setempat untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
"Nanti terserah Muspida bagaimana proses selanjutnya," jelasnya.
Giok seberat 20 ton ditemukan Usman (45) dan warga Desa Pante Ara, Kecamatan Beutong, Nagan Raya, di hutan lindung pada 9 Februari lalu. Batu tersebut sempat diperebutkan oleh warga setempat dengan masyarakat pendatang. Warga setempat tak mau mengambil batu karena ada moratorium, di lain pihak warga desa lain ternyata memotong diam-diam. Aparat pun turun tangan untuk menengahi.
"Lokasi hingga kini masih diamankan oleh polisi dan TNI," tutup Samsul.
Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Nagan Raya, Samsul Kamal, mengatakan, dirinya belum mengetahui sampai kapan batu tersebut akan diamankan di rumah ketua DPRK Nagan Raya yang tidak dipakai. Untuk masalah pembagian, juga akan diatur oleh Forkopimda.
"Mengenai bagaimana batu ini akan dibagikan kita belum tau. Keputusannya ada di Forkopimda yang akan menggelar rapat lagi," kata Samsul saat dihubungi detikcom, Rabu (25/2/2015).
Menurutnya, Dinas Pertambangan hanya bertugas untuk mengamankan batu agar tidak terjadi keributan antar masyarakat. Pemotongan dilakukan setelah ada keputusan dari pemerintah setempat untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
"Nanti terserah Muspida bagaimana proses selanjutnya," jelasnya.
Giok seberat 20 ton ditemukan Usman (45) dan warga Desa Pante Ara, Kecamatan Beutong, Nagan Raya, di hutan lindung pada 9 Februari lalu. Batu tersebut sempat diperebutkan oleh warga setempat dengan masyarakat pendatang. Warga setempat tak mau mengambil batu karena ada moratorium, di lain pihak warga desa lain ternyata memotong diam-diam. Aparat pun turun tangan untuk menengahi.
"Lokasi hingga kini masih diamankan oleh polisi dan TNI," tutup Samsul.
sumber
No comments:
Post a Comment